halodoc-banner
  • Kamus Kesehatan A-Z
  • Perawatan Khusus keyboard_arrow_down
  • Cek Kesehatan Mandiri keyboard_arrow_down
close
halodoc-logo
Download app banner

sign-in logo Masuk

home icon Beranda


Layanan Utama

keyboard_arrow_down
  • Chat dengan Dokter icon

    Chat dengan Dokter

  • Toko Kesehatan icon

    Toko Kesehatan

  • Homecare icon

    Homecare

  • Asuransiku icon

    Asuransiku

  • Haloskin icon

    Haloskin

  • Halofit icon

    Halofit

Layanan Khusus

keyboard_arrow_down
  • Kesehatan Kulit icon

    Kesehatan Kulit

  • Kesehatan Seksual icon

    Kesehatan Seksual

  • Kesehatan Mental icon

    Kesehatan Mental

  • Kesehatan Hewan icon

    Kesehatan Hewan

  • Perawatan Diabetes icon

    Perawatan Diabetes

  • Kesehatan Jantung icon

    Kesehatan Jantung

  • Parenting icon

    Parenting

  • Layanan Bidan icon

    Layanan Bidan

Cek Kesehatan Mandiri

keyboard_arrow_down
  • Cek Stres icon

    Cek Stres

  • Risiko Jantung icon

    Risiko Jantung

  • Risiko Diabetes icon

    Risiko Diabetes

  • Kalender Kehamilan icon

    Kalender Kehamilan

  • Kalender Menstruasi icon

    Kalender Menstruasi

  • Kalkulator BMI icon

    Kalkulator BMI

  • Pengingat Obat icon

    Pengingat Obat

  • Donasi icon

    Donasi

  • Tes Depresi icon

    Tes Depresi

  • Tes Gangguan Kecemasan icon

    Tes Gangguan Kecemasan


Kamus Kesehatan

Artikel

Promo Hari Ini

Pusat Bantuan

Chat dengan Dokter icon

Chat dengan Dokter

Toko Kesehatan icon

Toko Kesehatan

Homecare icon

Homecare

Asuransiku icon

Asuransiku

Haloskin icon

Haloskin

Halofit icon

Halofit

search
Home
Kesehatan
search
close
Advertisement

Otitis Media

REVIEWED_BY  dr. Fauzan Azhari SpPD  
undefinedundefined

DAFTAR ISI

  • Apa itu Otitis Media?
  • Penyebab Otitis Media
  • Faktor Risiko Otitis Media 
  • Gejala Otitis Media
  • Diagnosis Otitis Media
  • Komplikasi Otitis Media
  • Pengobatan Otitis Media
  • Pencegahan Otitis Media
  • Kapan Harus ke Dokter?
  • FAQ

Apa Itu Otitis Media?

Otitis media atau radang telinga tengah adalah kondisi yang terjadi ketika virus atau bakteri menyebabkan area di belakang gendang telinga meradang. Semua orang bisa mengalami kondisi ini, tapi penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak. 

Menurut sebuah studi pada U.S. National Library of Medicine, radang telinga tengah terjadi pada 80 persen anak-anak pada saat mereka mencapai usia 3 tahun.

Ada beberapa tipe dari kondisi ini, yaitu:

  • Otitis media akut (OMA). Kondisi ini muncul secara tiba-tiba dan gejalanya berupa  telinga memerah serta bengkak. Pengidapnya juga bisa mengalami demam dan nyeri di telinga akibat cairan dan lendir yang terperangkap di dalam telinga.
  • Otitis media efusi (OME). Kondisi ini terjadi karena adanya penumpukan cairan dan lendir di telinga bagian tengah saat infeksi mereda. Jenis otitis media ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan telinga terasa penuh. Namun, bisa juga tidak ada gejala.
  • Radang telinga tengah atau otitis media supuratif kronik (OMSK). Ini adalah peradangan selaput mukosa telinga tengah yang berlangsung lebih dari 2 bulan.
  • Otitis media adhesif. Kondisi ketika telinga tengah mengalami pertumbuhan jaringan parut (fibrosis), sehingga terjadi perlengketan. Kondisi ini bisa terjadi karena ada peradangan yang berlangsung lama atau akibat komplikasi dari otitis media sebelumnya.

Bila kamu bingung apa bedanya OMA dan OME, coba baca Inilah Perbedaan Antara Otitis Media Efusi dan Otitis Media Akut.

Radang telinga tengah biasanya hilang tanpa obat apapun. Meski begitu, pengidapnya harus mencari perawatan medis jika rasa sakit tak kunjung membaik kalau-kalau malah mengalami demam. 

Penyebab Otitis Media

Apa penyebab seseorang terkena otitis media atau radang telinga tengah? Penyebabnya bisa karena infeksi bakteri, jamur, atau virus. Streptococcus pneumoniae merupakan patogen yang sangat umum.

Selain itu, ada pula beberapa patogen yang bisa menyebabkan terjadinya kondisi ini. Contohnya, Pseudomonas aeruginosa dan Moraxella catarrhalis. 

Pada remaja, infeksi telinga ini sering disebabkan oleh Haemophilus influenzae. RSV dan virus yang menyebabkan common cold juga dapat menyebabkan otitis media karena mereka merusak sel-sel epitel sistem pernapasan bagian atas. 

Di samping itu, ada pemicu lainnya, seperti disfungsi tuba Eustachius. Tersumbatnya saluran eustachius bisa menyebabkan penumpukan cairan di telinga tengah yang menyebabkan area tersebut basah dan lembap.

Akibatnya bakteri menjadi lebih mudah berkembang biak. Hal inilah yang menyebabkan ototitis media.

Radang telinga tengah juga rentan terjadi pada anak-anak. Hal ini karena tuba Eustachius pada telinga anak-anak yang lebih horizontal, pendek, dan lebar ketimbang orang dewasa. 

Tak hanya itu, sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri juga terbilang lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa.

Untuk anak-anak, mereka yang mengidap bibir dan langit-langit sumbing atau sindrom Down, cenderung mengidap infeksi telinga. Mereka yang memiliki masalah pada tuba eustachius juga rentan terserang penyakit ini. 

Selain itu, anak-anak juga rentan terhadap infeksi telinga di masa kecil, bila mereka mengidap tipe akut sebelum usia enam bulan.

Baca juga artikel lainnya di sini: Bakteri Masuk ke Telinga Bisa Sebabkan Otitis Media

Faktor Risiko Otitis Media 

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya radang telinga tengah. Misalnya:

  • Anak-anak di usia 6 bulan sampai 2 tahun rentan terhadap infeksi telinga. Sebab, ukuran dan bentuk tuba eustachius dan sistem imun yang masih berkembang.
  • Anak-anak yang mendatangi tempat penitipan anak. Sebab, anak-anak tersebut akan lebih rentan terserang pilek dan infeksi telinga daripada anak-anak yang tinggal di rumah.
  • Pemberian makan bayi. Si Kecil yang minum dari botol, terutama saat berbaring, cenderung rentan terhadap infeksi telinga daripada bayi yang disusui oleh ibunya (dengan payudara).
  • Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif).
  • Bekerja di tempat dengan kadar polusi yang tinggi.

Gejala Otitis Media

Tanda dan gejala infeksi telinga akibat radang telinga tengah biasanya terjadi secara cepat. Berikut ini beberapa gejala otitis media yang umum:

1. Sakit telinga

Gejala ini akan terlihat jelas pada anak-anak dan orang dewasa. Pada bayi yang terlalu kecil untuk berbicara, mereka mungkin akan menggosok atau menarik-narik telinga, menangis lebih sering dari biasanya, sulit tidur, bertingkah rewel atau mudah tersinggung.

2. Kehilangan nafsu makan

Kehilangan nafsu makan adalah gejala yang paling terlihat pada anak-anak, terutama selama pemberian susu botol.

Hal ini disebabkan oleh perubahan tekanan di telinga tengah saat anak menelan. Akibatnya, anak akan merasakan lebih banyak rasa sakit dan malas untuk makan.

3. Kesulitan untuk tidur

Rasa sakit mungkin lebih buruk saat anak berbaring karena tekanan di telinga bisa memburuk. Kondisi ini tentunya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak-anak, sehingga membuat mereka kesulitan tertidur. 

4. Demam

Infeksi telinga dapat menyebabkan suhu dari 38 derajat Celcius hingga lebih. Meski tidak selalu, pada beberapa kasus, anak-anak yang mengalami masalah kesehatan ini akan mengalami demam.

5. Drainase dari telinga

Cairan kuning, coklat, atau putih yang bukan kotoran telinga dapat merembes dari telinga. Keluarnya cairan tersebut perlu diwaspadai, karena juga dapat menjadi indikasi kalau gendang telinga telah pecah atau patah.

6. Gangguan pendengaran

Tulang telinga tengah terhubung ke saraf yang mengirim sinyal listrik (sebagai suara) ke otak.

Cairan di belakang gendang telinga memperlambat pergerakan sinyal listrik ini melalui tulang telinga bagian dalam, sehingga pengidap akan mengalami gangguan pendengaran.

Jika mengalami gejala seperti di atas, Ini Dokter THT yang Bisa Bantu Pengobatan Otitis Media.

Diagnosis Otitis Media

Untuk mendiagnosis otitis media, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan kamu terlebih dahulu. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan tenggorokan. 

Dokter juga akan menggunakan alat khusus otoskop, yaitu alat kecil yang dilengkapi lampu dan kaca pembesar di bagian ujungnya untuk melihat ke dalam lubang telinga. 

Jika mencurigai adanya radang telinga tengah, dokter THT juga akan melakukan pemeriksaan pendukung telinga seperti:

  • Timpanometri. Tes ini mengukur pergerakan gendang telinga. Perangkat ini menutup saluran telinga, menyesuaikan tekanan udara di saluran, dan menyebabkan gendang telinga bergerak. 
  • Reflektometri akustik. Tes ini mengukur seberapa banyak suara yang dipantulkan kembali dari gendang telinga. Biasanya, gendang telinga menyerap sebagian besar suara. Namun, semakin banyak tekanan dari cairan di telinga tengah, semakin banyak suara yang akan dipantulkan oleh gendang telinga.
  • Timpanosentesis. Prosedur pemeriksaan ini adalah dokter akan mengambil sampel cairan dari telinga untuk diperiksa, apakah mengandung kuman atau tidak. 
  • Tes lainnya. Jika terdapat infeksi telinga lainnya atau penumpukan cairan di telinga tengah, dokter mungkin merujuk ke audiolog, terapis wicara, atau terapis perkembangan (untuk anak).

Komplikasi Otitis Media

Meski jarang terjadi, otitis media tanpa penanganan juga berisiko sebabkan masalah lebih lanjut. Komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut adalah: 

  • Infeksi yang menyebar ke tulang telinga (mastoiditis). 
  • Infeksi yang menyebar ke cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis). 
  • Gangguan pendengaran permanen. 
  • Gendang telinga pecah atau robek. 

Selain itu, radang telinga tengah yang terjadi pada bayi atau anak-anak juga berisiko menyebabkan terlambatnya perkembangan bicara anak.

Oleh karena itu, penanganan sedari dini dari kondisi ini tentunya sangatlah penting guna meminimalkan risiko komplikasi yang mengintai. 

Otitis media pada anak, baca selengkapnya di sini: Ini 5 Penyebab Utama Otitis Media pada Si Kecil

Pengobatan Otitis Media

Pengobatan radang telinga tengah tergantung pada usia, tingkat keparahan gejala dan infeksi, hingga penyebab yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika radang telinga tengah terjadi akibat  bakteri, maka pengobatannya bisa dengan pemberian antibiotik. 

Sementara itu, bila penyebabnya jamur, dokter biasanya akan memberikan antifungal. Namun, bila otitis media terjadi karena virus, pengobatannya berbeda.

Di sini, dokter akan melakukan pengobatan suportif seperti pemberian obat anti nyeri dan obat penurun demam.  

Ada kepercayaan juga bahwa bawang putih bisa mengatasi otitis media. Namun, Mitos atau Fakta, Bawang Putih Bisa Mengobati Otitis Media, coba cari tahu di artikel tersebut.

Beli obat anti nyeri atau obat lainnya dari dokter hanya di Toko Kesehatan Halodoc. Klik banner di bawah ini untuk temukan produk kesehatan, lengkap, dengan pengiriman aman.

Toko Produk Kesehatan di Halodoc

Pencegahan Otitis Media

Terdapat beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi risiko terjadi radang telinga tengah, antara lain: 

  • Vaksinasi influenza dan pneumokokus
  • Menghindari paparan asap rokok
  • Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi
  • Mencuci tangan secara teratur
  • Menghindari penggunaan dot atau empeng terlalu lama
  • Mengelola alergi dengan baik

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan ke dokter jika kamu atau anak mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri telinga yang parah
  • Demam tinggi
  • Keluarnya cairan dari telinga
  • Gangguan pendengaran yang signifikan
  • Gejala yang tidak membaik setelah 2-3 hari

Pemeriksaan dan penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi serius akibat otitis media.

Diperbarui pada 3 November 2025.
Referensi:
Healthline. Diakses pada 2025. Middle Ear Inflammation (Otitis Media).
Mayo Clinic. Diakses pada 2025. Diseases and Conditions. Ear Infection (Middle Ear). 
Cleveland Clinic. Diakses pada 2025. Ear Infection (Otitis Media). 

FAQ

1. Mengapa anak-anak sangat sering terkena otitis media?

Anak-anak jauh lebih rentan terhadap infeksi telinga dibandingkan orang dewasa, terutama karena alasan anatomi dan sistem kekebalan tubuh mereka:

  • Saluran Eustachius: Anak-anak memiliki saluran eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah ke bagian belakang tenggorokan) yang lebih pendek, lebih sempit, dan lebih horizontal daripada orang dewasa. Hal ini membuatnya lebih mudah tersumbat dan lebih sulit bagi cairan untuk mengalir keluar.
  • Sistem Imun: Sistem kekebalan tubuh anak-anak masih berkembang, sehingga mereka lebih sulit melawan infeksi secara umum.
  • Adenoid (Amandel): Kelenjar adenoid yang terletak di dekat bukaan saluran eustachius cenderung lebih besar pada anak-anak. Jika meradang (misalnya karena pilek), adenoid dapat menyumbat saluran tersebut.

TRENDING_TOPICS

VIEW_ALL
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp
share on facebook
share on twitter
share on whatsapp